09 November 2011

Sumber Daya Manusia : Perencanaan dan Perekrutan Tenaga Kerja dalam Bidang Wirausaha

Pengantar : Kisah dari The Botol Sosro yang mencapai sukses

Sekarang setiap warung makan menyediakan Sosro untuk mendampingi makanan. Teh botol ini menjadi bukti nyata tentang sebuah kisah sukses. Dan lucunya dulu bisnis seperti ini dianggap tidak menguntungkan. Mengingat kebiasaan masyarakat indonesia dalam minum teh. Budaya mengkonsumsi teh biasanya dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan air hangat dan cangkir. Tapi seorang bernama Sosrodjojo berpikiran lain. Dia mempunyai ide untuk mengemas teh dalam bentuk botol.
Kisah dari Ide kreatif ini berasal dari pengalaman tes cicip teh tubruk cap botolnya yang dilakukan di pasar tradisonal. Mulanya teh langsung diseduk di tempat cicip namun konsumen malah pergi karena memakan waktu lama. Kemudian muncul ide, teh-teh tersebut dibuat di pabrik dulu baru dimasukkan ke dalam tong dan kemudian dibawa mobil. Tapi teh malah tumpah karena jalan raya yang kurang baik.
Melihat hal itu kemudian Sosrodjojo tumbuh ide yang megawali sukses bisnisnya. Dia memasukkan minuman teh itu tidak ke dalam tong melainkan ke dalam botol limun. Selain mudah dibawa, konsumen juga langsung dapat menikmati tanpa harus menunggu.
Dulu target dari teh botol ini adalah para supir atau pejalan kaki. Dibikanlah kemasan botol yang praktis dan disediakan di kios-kios yang ada di pinggir jalan. Jadi jika ada yang haus, ya tinggal minum sosro. Plus ditempatkan dalam boks eks, sehingga menjadi dingin.
Tapi kisah ini tidak berjalan lurus seperti halnya sebuah garis lurus. Karena saat pertama kali Sosro diluncurkan, konsumen menganggapnya aneh, “udah dimasukin botol pakai pendingin lagi” . Zaman dulu box pendingin/kulkas bukanlah hal lazim.
Namu pelan-pelan dengan promosi yang tepat, teh Sosro mulai menunjukkan kisah suksesnya. Masyarakat mulai merasa mendapatkan manfaat berupa praktis, enak dan dingin. Sekarang minum teh pakai botol bukanlah hal yang tabu lagi.
Dan tahukah anda…
Bahkan para perusahaan minuman ringan kelas berat seperti coca cola tidak sukses merebut hati masyarakat indonesia dalam hal teh botol. Sekarang sosro menjadi bisnis buatan dalam negeri yang sangat membanggakan. Slogan “Apapun makannya, minumnya teh botol sosro”


Kaidah Perencanaan Wirausaha

Hasil analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan) bia dijadikan pedoman untuk memulai merencanakan suatu usaha. Dengan perencanaan yang baik, kita tidak mudah tergoda beralih pada usaha yang kelihatannya lebih menggiurkan tetapi sebenarnya kita belum mengetahui secara detail. Perencanaan yang detail juga akan membuat kita lebih siap dalam menghadapi risiko, karena segala sisi dari usaha telah diperhitungkan dengan baik.
Perencanaan yang baik akan mendorong rasa percaya diri yang tinggi dan rasa optimis untuk sukses dari usaha yang dikelolanya. Usaha yang sudah direncanakan dengan baik pun kadang kala mengalami kegagalan. Usaha yang tadinya keliatan menjanjikan dan mempunyai prospek baik, ternyata tidak selamanya member hasil yang baik pula. Hal ini bisa terjadi karena kita kurang jeli dalam melihat peluang dan menentukan jenis usaha apa yang akan di kelola, misalnya kita menentukan jenis usaha yang memang sulit untuk berkembang atau memilih jenis usaha yang trennya sudah mulai menurun. Selain itu, usahawan harus membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaiman melakukannya, di mana keputusan diambil, dan berbagai keputusan lainnya, sampai akhirnya kita harus tahu persis bagaimana mengimplementasikan semua keputusan yang diambil tersebut.
Perencanaan yang baik untuk sebuah usaha baru perlu dirumuskan, dan untuk itu, cobalah untuk berpikir dengan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reality, Trackable), yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Specific, mengandung arti bahwa perencanaan yang dibuat tidak akan bermakna ganda, sehingga pencapaian tujuan akan lebih terarah karena dalam perncanaan tersebut lebih terfokus dan sangat jelas mengenai apa yang diinginkan. Misalnya ingin membuka usaha membuat makanan ringan berupa produk mie. Produk mie ini belum spesifik, apabila mau spesifik misalnya mie instant atau mie basah. Apabila pilihan pada mie basah masih dirasakan kurang fokus, maka dapat dibuat spesifik seperti mie basah dengan mutu A, B, C yang sesuai dengan target pasar yang ada.
2.Measurable, perencanaan yang dibuat harus dapat terukur, sehingga kita akan tahu kapan perencanaan tersebut telah tercapai. Misalnya direncanakan produk mie basah dengan mutu B untuk target perumahan kelas menengah dengan omzet setip hari minimal 50 kg. ukuran 50 kg lebih terukur dibandingkan dengan ingin memenuhi seluruh permintaan konsumen perumahan. Jadi target harus jelas dan dapat terukur.
3.Achievable, bahwa perencanaan yang telah dibuat tersebut harus dicapai, jangan terlalu jauh memikirkan hal-hal yang besar, kita harus memecahnya menjadi lebih kecil. Misalnya produk mie basah dengan target 50 kg apakah sudah realistis? Berdasarkan pengalaman ternyata setiap 1 kg mie basah dapat dibuat untuk keperluan 15 orang, jadi target 50 kg setara dengan 750 orang, apakah target ini realistis untuk usaha baru. Mungkin akan lebih realistis apabila pada tahap pertama 10 kg, kemudian jadi 25 kg dan akhirnya mencapai 50 kg. jadi target harus terukur dan realistis untuk dicapai.
4.Reasonable, dimana perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan factual dan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan sangat masuk akal dan rasional. Misalnya produk baru mie basah ingin menguasai pangsa pasar di seluruh perumahan. Hal ini tidak realistis, karena saat ini sudah banyak produsen mie basah. Lebih realistis misalnya sebagai pemain baru pada tahap awal dengan target mulai 10%, kemudian 25% dan akhirnya mencapai 50% dari pangsa pasar yang ada.
5.Trackable atau Timely, setiap perencanaan yang telah dibuat dalam pencapaian tujuan usaha, harus dapat dilacak untuk mengetahui setiap kemajuan. Misalnya produsen mie basah ingin memproduksi 50 kg perhari, kapan target ini akan dicapai? Apakah butuh waktu 1 bulan, 6 bulan atau 1 tahun, setiap target mempunyai batas waktu pencapaian untuk melihat apakah usaha kita berhasil atau tidak.


Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang secara sistematis memperkirakan kebutuhan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan. Perencanaan ini diperlukan dalam mengelola usaha karena:
1.Untuk memenuhi kebutuhan karyawan baru akibat adanya pendirian cabang atau usaha baru.
2.Adanya karyawan yang keluar karena pension, pemutusan pekerjaan dan hal lainnya.
3.Pertimbangan-pertimbangan seperti relokasi, kerjasama usaha atau aliansi dan pengembangan usaha lainnya.


Pengadaan Tenaga Kerja

Kegiatan pengadaan tenaga kerja adalah untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat. Kegiatan ini meliputi penarikan, seleksi dan penempatan. Beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan criteria penilaian tenaga kerja yang akan kita ambil untuk nantinyabekerja pada organisasi perusahaan adalah:
1.Capability, kemampuan nalar, kecerdasan, cara berpikir sistematis.
2.Capacity, kemampuan mengatasi masalah, menyelesaikan konflk, menghadapi beban kerja tinggi, membuat prioritas.
3.Character, watak, hal-hal menyangkut sikap, sopan santun, cara mengendalikan emosi.
4.Credibility, kredibilitas, sikap dapat dipercaya, bisa mengemban tugas yang telah diperintahkan dengan baik.
5.Commitment, komitmen, kesungguhan menyelesaikan tugas, keinginan untuk memajukan perusahaan.
6.Creativity, kreatif dalam menyelesaikan tugas sehingga lebih efektif dan efisien.
7.Compatibility, kemampuan bekerjasama dengan orang lain.


Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan diperlukan untuk meningkatkan keahlian karyawan. Seiring perkembangan teknologi dan berjalannya waktu, maka pengetahuan dan keterampilan perlu ditingkatkan agar proses produksi dapat mengikuti perkembangan terkini dan memuaskan konsumen.



Sumber Refrensi :
1. Klik disini
2. Klik disini

No comments:

Post a Comment

Just Say Whatever YOU want !!!